Coba renungkan kalimat : "Idealnya tidak ada yang ideal"
IDEAL : Seorang anak menyelesaikan pendidikannya tepat waktu untuk membahagiakan orang tua dan bisa mandiri, tidak lagi menjadi beban (baca : tanggungjawab) orangtua.
REALITA : Dalam pendidikan khususnya perkuliahan banyak variabel yang menentukan untuk bisa tidaknya selesai/wisuda tepat waktu.
Otak perlu tapi pencitraan no 1.
Makin hebat seorang mahasiswa membangun citra baik di depan dosen makin cepat dia wisudanya..
Kadang saya berpikir apakah orang tua akan tetap bangga dengan anak yang pendidikannya selesai tepat waktu namun menjalaninya seperti penjilat?
Atau orang tua justru lebih bangga sama anak yang tak tepat waktu selesai pendidikannya karena menjalaninya dengan mempertahankan harga dirinya yang begitu tinggi?
IDEAL : Seseorang ingin menjalani hubungan yang tidak selalu mudah namun selalu menemukan cara untuk bertahan sampai pada akhir yang bahagia bersama.
REALITA : Orang - orang yg menjalani hubungan yang mudah menjadi bosan dan mencari sesuatu yang baru pada hubungan yang baru, sosok yang baru (we can call it selingkuh).
Orang - orang yang menjalani hubungan yang berat merasa terlalu susah untuk bertahan bersama sampai pada akhir yang mereka rencanakan. Endingnya pisah, ditinggalkan atau meninggalkan.
Itu cuma sebagian kecil contoh dari "idealnya tidak ada yang ideal"
#fefenchicharitoquote today :
"Kita tidak akan pernah bisa membahagiakan semua orang, karena tiap pilihan dalam hidup yang kita buat suka tidak suka ada pihak yang tersakiti"
"Ijazah memang berharga tapi ijazah yang di dapat dengan mempertahankan harga diri itu luar biasa"
masalahnya perusahaan tdk liat bagaimana sebuah ijazah didapat, yg penting ijazah itu ada sbg syarat kepegawaian
BalasHapusMakanya banyak pegawai korup.
BalasHapus