Selasa, 07 Agustus 2012

Cinta Satu Arah

Idealnya tiap manusia ingin cintanya dibalas dengan cinta pula tetapi pada realitanya kadang cinta kita tak terbalas dan hanya menjadi cinta satu arah.
Pada saat cinta kita menjadi cinta satu arah sering kita bertanya-tanya dalam hati “mengapa sampai terjadi begini, padahal perasaan ini tulus untuk dia”.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu saya akan memberikan beberapa jawaban dalam versinya saya :

  •     Mencintai orang  yang tepat, diwaktu yang tidak tepat.
Mungkin saat kita mencintai seseorang, orang itu merupakan orang yang tepat untuk kita cintai dengan tulus karena segala kelebihannya dia yang terasa begitu melengkapi kita dan mungkin tanpa kesadaran kita dialah jodoh kita (di masa depan) namun apalah arti itu semua kalau kita datang untuk mencintainya di waktu yang tidak tepat (masa sekarang). Misalnya saat dia sudah punya orang yang memikat hatinya dan merebut cintanya (untuk saat ini).
Cinta kita pada akhirnya hanya menjadi cinta satu arah!
Kalaupun dia memang jodoh kita, cinta kita akan terbalas nantinya tapi diwaktu yang tepat (masa depan).
Kisah ini mungkin akan berakhir dengan happy ending tapi sepanjang perjalanannya hanya akan dipenuhi oleh sakit hati melihat orang yang kita cintai bersama orang lain.

  •          Karena cinta tidak lebih penting dari persahabatan
Terkadang kita mencintai sahabat kita sendiri dan cinta membutakan kita bahwa persahabatan yang sudah kita bina itu jauh lebih penting daripada cinta yang kita miliki. Dan tak jarang sang sahabat akan menolak cinta kita karena sadar bahwa cinta kita itu bisa-bisa malah menjadi boomerang penghancur hubungan persahabatan.
Terjadilah cinta satu arah!
Tetapi yang patut disyukuri dari kisah seperti ini kita masih tetap bisa dekat dengan orang yang kita cintai sebagai seorang sahabat.


Inilah hidup, semua hal yang terjadi ada alasannya. Kadang alasan-alasan itu dapat kita terima tetapi kadang juga tidak bisa kita terima, begitupun cinta. “Cinta merupakan hal yang baik namun tidak semua cinta direspon dengan baik, butuh kebijaksaan dan keikhlasan untuk memandang baik ketidakbaikan tersebut”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar